Sunday, April 3, 2011

PENDAHULUAN

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra’ad: 11)


Seiring diciptakannya kehidupan dimana manusia adalah salah satunya, Allah ta’ala juga menciptakan hukum-hukum yang harus ditaati oleh seluruh mah-luk di dalamnya. Barang siapa menselisihi hukum haq tersebut pasti berha-dapan permasalahan besar baik ketika hidup di dunia maupun kelak di akhirat.


Fitrah kehidupan ciptaan Allah swt memang teratur sesuai dengan garisnya masing-masing, sebagaimana ayat-ayat qauniyah Allah swt berupa tata surya yang dapat kita saksikan dengan jelas tersebut. Matahari, rembulan, bumi dan seluruh isi alam ini bergerak di atas garis edarnya masing-masing. Pepohonan tumbuh sesuai dengan takdirnya, hewan-hewan menja-lani kehidupan di atas instingnya.


Manusia adalah mahluk Allah swt yang paling sempurna. Anugrah akal bagi manusia menjadikannya berbeda satu derajat lebih tinggi dari mahluk yang bernama hewan. Dengan akalnya itulah manusia mampu mengelola kehi-dupannya dengan lebih baik. Kendati demikian tidak jarang justru sebaliknya ke-tika akalnya dikuasai oleh nafsu sehingga menjadi alat pemenuhan ketamakan si nafsu. Itulah sebabnya manusia dipercaya oleh Allah swt meng-emban amanah sebagai khalifah di muka bumi agar menjaga kelestariannya, akan hidup selamat apabila mentaati hukum-hukum Allah swt tersebut.


Namun yang sering terjadi justru sebaliknya karena akalnya dikuasai oleh hawa nafsunya, sehingga digunakannya untuk memenuhi kebutuhan nafsu yang bersifat instan langsung bisa dinikmati selama hidup di dunia ini. Ujung-ujungnya sebagian besar dari hamba Allah swt tersebut menghadapi kesulitan kesulitan sebagai akibat dari perilakunya dalam menyelesaikan berbagai perkara kehidupan ini, yang entah sengaja maupun tidak sengaja karena tidak tahu, telah banyak bertentangan dengan hukum-hukum Allah swt yang haq. Sesungguhnya tidak ada kejayaan dan keselamatan hi-dup melainkan berada di atas kesempurnaan menjalankan syariat Allah swt Islam.


Kita wajib bersyukur karena syariat tersebut mudah kita akses melalui kitab suci al Qur’an dan al hadist. Sebagai contoh adalah mentaati perintah penguasa langit dan bumi ini agar kita beriman dan beramal shalih demi menda-patkan jaminan dariNya akan keselamatan di dunia dan akhirat.


Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS. Ath Thalaq: 2-3)


Kita tidak punya pilihan kecuali menerina dengan hati ridha dan bahkan bersyukur atas semua ketentuan-ketentuannya yang termaktub dalam al Qur’an dan dicontohkan oleh Rasul-ullah saw yang telah dituliskan dalam kitabul as Sunnah oleh para pendahulu kita, dan memahaminya sebagaimana kepa-haman para sahabat.

No comments:

Post a Comment